DPR versus Rakyat
Miris rasanya mendengar berita di tivi akhir-akhir ini. Lagi-lagi mengenai ulah anggota DPR yang sepertinya tidak bosan-bosan “mengakali duit negara”. Pasti temen-temen dengar mengenai Rumah Aspirasi kan??
Rumah Aspirasi ini diusulkan oleh beberapa anggota dewan, denger denger si Pius Lustrilanang. Rumah ini “katanya” digunakan untuk menampung aspirasi rakyat untuk nantinya disalurkan ke pemerintah oleh DPR. Waahh…itu suatu tujuan yang mulia kan sob?? tetapiii….tujuan itu bukan tampa tedeng aling-aling. Untuk mensukseskan ide itu, mereka meminta dana kepada negara sebesar 200 juta/ tahun per anggota DPR ( 560 an orangnya ). Gila ga tuh..( padahal uda ada duit komunikasi,,dipake buat apa pak?)
Bukannya DPR yang menyejahterakan rakyat, malah rakyat yang menyejahterakan DPR.
Yang bikin miris ni..dihari yang sama, di Lumajang Jawa Timur terdengar berita seorang ibu yang mengajak 2 anaknya bunuh diri karena kemiskinan akut. Andai saja yg 200 juta tadi ditujukan untuk kesejahteraan rakyat,,mungkin tidak akan terjadi lagi kasus seperti ini.
Emang bener tulisan Bang Pong di atap gedung kura-kura. Kalau anggota DPR harus JUJUR, ADIL, TEGAS.
200 juta per tahun? wah, itu cukup menggiurkan. misal, sewa rumah en lain2: 50 jt per tahun, bayar 2 orang staf 36 jt per tahun… masih sisa 114 juta! lumayan kan?
Eko Deto
4 Agustus 2010 at 7:08 AM
iya tu mas..kalo yg 114 juta buat belanja istrinya,,masi kurang kayaknya mas..
susiloadysaputro
4 Agustus 2010 at 10:35 AM
Wah kalau masih kurang, masih banyak ide yang dapat mereka wacanakan. Tentunya ide-ide yang seolah-olah demi kepentingan rakyat, tapi juga dapat memenuhi kepentingan pribadinya. Jangan khawatir, soal beginian mereka kreatif banget!
Eko Deto
5 Agustus 2010 at 6:58 AM
bener banget tu mas…istilah orang jawanya mereka tu “pinter nggo minteri” orang…
susiloadysaputro
5 Agustus 2010 at 9:17 AM
jadi fungsi DPR itu sebenernya menyalurkan suara rakyat atau ngabis-ngabisin uang rakyat?
wegaclubban
4 Agustus 2010 at 1:57 PM
kayaknya banyakan yang ngabisin duit rakyat deh..hihihi
susiloadysaputro
4 Agustus 2010 at 5:07 PM
Maksud mereka mungkin ingin melakukan keduanya!
Eko Deto
5 Agustus 2010 at 7:00 AM
klo dibagi – bagi wat rakyat. .kayaknya lebih efektif. . .percuma banyak wacana. .harga lombok dan sembako lainnya naik sedikit demi sedikit pemerintah malahan pada seneng. . .INdonesia something i miss u and something i hate u. . .
pallung
4 Agustus 2010 at 6:00 PM
wah bener banget tu…sembako terus naik malah anggota DPR banyak minta yg macem2…
Ayo Bangkit Indonesiaku!!
susiloadysaputro
4 Agustus 2010 at 6:04 PM
prilaku anggota dpr mirip2 dng tingkah calon pemimpin dalam pilkada…
http://duniasithole.wordpress.com/2010/08/04/pilkada-antara-harta-dan-tahta/
sekarang lagi trend investasi dalam politik
salam kenal
sithole
5 Agustus 2010 at 11:12 AM
iya ni..jadi wakil rakyat modalnya gede,,setelah jadi mereka seakan pengin ngumpulin duit buat balikin modal…
susiloadysaputro
5 Agustus 2010 at 11:35 AM